Aku memiliki seorang anak kecil yang lucu dan menggemaskan, umurnya sekitar 4 tahunan, ia memiliki banyak pertanyaan setiap hari bila bersamaku, sebut saja anakku itu bernama Popo.
Suatu hari aku mengajak anakku Popo memasak sesuatu, satu persatu bahan kusiapkan, diantara nya selembar daun pisang dan ikan patin.
Anakku popo tampaknya tertarik pada satu bahan masakan, bertanyalah dia:
“Mama, ini apa ya namanya?”, tanya Popo kepadaku.
“Oh, ini namanya tempoyak, Popo” jawabku.
“Memangnya mama mau masak apa?”, Tanya Popo kepadaku lagi.
“ Mama mau masak brengkes, Popo.” Jawabku lagi
“Memangnya tempoyak bisa dicampur buat apa aja ya, mama?” Popo bertanya padaku.
“Iya, ayo bantu mama sekalian ya, nanya mulu nih.” Kataku.
Keesokan harinya di siang hari yang agak terik panasnya, datanglah Popo mendekati aku.
“Mama, Popo mau beli es krim. Bentar lagi tukang es krimnya lewat depan rumah.”
Lalu kuberi anakku uang untuk membeli es krim, tak selang berapa lama terdengar bunyi musik abang penjual es krim, bergegaslah anakku Popo ke depan rumah.
Kulihat ia dari kejauhan tampak lama memandangi isi freezer si abang tukang es krim, dan mencium semua bau dari rasa es krim, dan ia berdecak kagum dengan satu pilihan rasa es krim dan berkata:
“Aku mau es krim yang ini bang,” katanya pada si abang penjual es krim.
“Yang rasa apa dek?, Tanya si abangpenjual es krim.
“Yang rasa tempoyak”, jawab Popo.
“Oh yang ini, ini es krimnya rasa duren adek, bukan rasa tempoyak.” jawab si abang penjual es krim.
“Kata mama aku, tempoyak itu bisa di campur ama apa aja” jawab Popo.
“Masa?”, abang tukang es bertanya pada Popo.
“Eh ini abang oon banget ya. Memangnya abang nih dulu sekolah TK gak?”, tanya Popo pada si abang.
“Nggak, abang gak sekolah TK, cuma tamatan SD”, jawab si abang.
“Pantesan, makanya sekolah TK kalau sudah tamat sekolah SD
”, kata Popo.
Akupun tertegun menatap anakku Popo….(kikikikiki).
About Life.helmyblogspot.com
This blog contains various information in the field of life
Senin, 25 Oktober 2010
Kamis, 21 Oktober 2010
Ananda Khadijah
Ananda Khadijah yang dicintai Allah SWT, yakinlah bahwa jodoh kita sudah ditakdirkan Allah SWT. Ia tidak akan kemana-mana dan akan datang jika waktunya sudah tiba. Tugas Anda hanyalah berusaha dan berdoa agar jodoh Anda segera datang (seperti yang Anda inginkan). Jangan pernah berputus asa dan harus bersabar dalam mencari jodoh yang telah ditetapkan Allah SWT.
Allah SWT mempunyai tiga pilihan dalam menjodohkan manusia satu sama lain.
Pilihan pertama adalah cepat mendapatkan jodoh.
Pilihan kedua, lambat mendapatkan jodoh, tapi suatu ketika pasti mendapatkannya di dunia.
Pilihan ketiga adalah menunda mendapatkan jodoh sampai di akhirat kelak (di dunia kita tidak mendapatkan jodoh).
Apapun pilihan jodoh yang ditentukan Allah, maka hal itu adalah hal yang terbaik untuk kita. Allah SWT berfirman : “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. 2 : 216).
Lalu upaya apa yang perlu dilakukan agar kita segera mendapatkan jodoh? Beberapa upaya yang dapat dilakukan yaitu :
1. Memperbaiki diri.
Jika kita ingin mendapatkan jodoh yang sholih, maka kita harus menjadi orang yang sholihah juga. Itulah maksud Allah dalam firman-Nya : “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)” (QS. 24 : 26).
Memperbaiki diri disini pengertiannya ada dua, lahiriah dan batiniah. Secara lahiriah kita perlu menjadi orang yang bersih, rapi dan menjaga bau badan. Tidak perlu berdandan yang berlebihan (tidak Islami), tapi perlu kelihatan sebagai orang yang menarik. Sebagian orang yang ingin menikah sangat berharap mendapatkan jodoh yang sholih, tapi ia sendiri orang yang salah (tidak sholih). Ini ibarat pungguk merindukan bulan.
2. Tidak putus asa berdoa.
Jangan pernah berputus asa untuk berdoa. Doa yang baik untuk mendapatkan jodoh adalah doa yang terdapat dalam surah Al Furqon ayat 74 : “Ya Rob kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.
Agar doa lebih terkabul, perhatikan juga adab-adab berdoa dalam Islam. Jadi jangan berdoa menurut versi kita sendiri. Berdoalah menurut apa yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya kepada kita, niscaya doa kita akan lebih terkabul.
3. Ibadah sunnah diperbanyak.
Agar jodoh kita semakin cepat datang, kita juga perlu mendekati Allah dengan ekstra dekat. Caranya tidak hanya mengandalkan ibadah wajib, tapi juga dengan menambah ibadah-ibadah sunnah (nawafil), seperti sholat tahajjud, sholat dhuha, shaum, tilawah Al Qur’an, infaq, dan lain-lain. Lakukan ibadah sunnah ini secara rutin setiap hari agar iman kita bertambah dan do’a kita semakin dikabulkan Allah SWT.
4. Memiliki kriteria yang tidak muluk.
Mengapa jodoh sulit datang kepada kita? Salah satunya mungkin disebabkan karena kriteria jodoh kita terlalu muluk. Kita ingin jodoh yang mapan, ganteng/cantik, berpangkat, keturunan baik-baik dan beriman. Keinginan semacam itu sah-sah saja, tapi jika hal tersebut dijadikan syarat untuk jodoh kita maka kita telah mempersulit diri sendiri. Itulah sebabnya Rasulullah mengatakan jika kita tidak dapat memperoleh semuanya, maka pilihlah yang agamanya paling baik. Hal itu berarti mungkin saja jodoh kita orang yang miskin, tidak berpangkat, bukan keturunan orang baik, akan tetapi kita perlu menerimanya asalkan memiliki agama/akhlaq yang baik. Jangan kita menginginkan kesempurnaan dari orang lain, padahal diri kita tidak sempurna.
5. Memperluas pergaulan.
Cara yang lain agar cepat mendapatkan jodoh adalah memperluas pergaulan. Dengan pergaulan yang luas kita juga lebih banyak mendapatkan pilihan. Seringkali jodoh itu datang bukan dari perkenalan langsung, tapi dari kenalan teman kita. Bahkan dari kenalan dari kenalan teman kita. Itulah gunanya pergaulan yang luas. Ibarat seorang nelayan yang menebarkan jaringan yang luas untuk mendapatkan ikan yang lebih banyak.
6. Meminta tolong orang lain.
Cara lain agar cepat mendapatkan jodoh adalah meminta tolong kepada orang lain yang reputasinya baik. Orang tersebut bisa saja guru mengaji, murobbi, teman, orang tua, saudara, dan lain-lain. Jangan malu-malu untuk meminta bantuan kepada mereka dan jangan malu-malu juga untuk mengulangi permintaan kita secara rutin agar orang tersebut ingat bahwa kita meminta bantuan kepadanya.
7. Menyatakan hasrat secara langsung.
Bisa juga seorang wanita mendapatkan jodoh dengan cara menyatakan langsung kepada lelaki yang kita taksir bahwa kita siap menikah dengannya. Ini adalah cara yang masih asing dalam budaya Indonesia. Namun cara ini sebenarnya Islami, karena pernah dilakukan Khadijah ra kepada Nabi Muhammad saw. Khadijah ra yang lebih dahulu menyetkan hasratnya kepada Nabi melalui perantaranya. Menurut saya, cara ini perlu dimasyarakatkan di Indonesia, sehingga tidak ada lagi wanita yang malu-malu kucing, padahal hatinya sudah ingin sekali dilamar oleh lelaki yang diharapkannya.
Kehidupan adalah perjalanan yang penuh tantangan dan ujian. Kehidupan diciptakan Allah SWT untuk menguji siapa di antara kita yang paling baik amalnya. “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (QS. 67 : 2).
Jika kita memahami dan meyakini hakekat kehidupan yang berupa ujian, maka kita akan lapang dada ketika menerima cobaan.musibah dan siap mental untuk menerima tantangan kehidupan dari Allah SWT. Kita tidak akan mudah putus asa karena yakin Allah SWT tidak akan memberikan ujian yang melebihi kemampuan kita. “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. 2 : 286). Itulah sebabnya Allah menyebut orang yang putus asa sebagai orang yang kafir (ingkar), karena ia lupa dengan hakekat kehidupan yang berupa ujian ini. Juga lupa dengan berbagai nikmat yang lebih banyak diberikan Allah SWT daripada musibah/cobaan yang Allah berikan kepadanya.
“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir" (QS. 12 : 87).
Allah SWT juga mencela orang yang cepat berputus asa dengan firman-Nya, “Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan” (QS. 41 : 49).
“Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih” (QS 11 : 9).
Jadi jika Ananda memahami dan meyakini betul hakekat kehidupan ini Insya Allah tidak akan mudah putus asa dan selalu bersemangat menjalani kehidupan. Berikut ada beberapa saran agar Ananda Rere juga selalu termotivasi untuk sukses, yakni :
1. Selalu berpikir positif.
Biasanya perasaan rendah diri tidak akan sukses disebabkan adanya kekhawatiran sukses itu jauh dan sulit. Padahal kita sebenarnya sudah sukses sejak lahir. Untuk menjadi manusia, Anda harus mengalahkan 1 milyar lebih calon manusia lainnya ketika berbentuk sperma. Bukankah itu berarti kita sudah menjadi juara (sukses) sejak lahir? Jadi terus meneruslah berpikir positif bahwa kita pasti bisa sukses. Jangan masukkan pikiran negatif bahwa kita tidak akan sukses. Sebab biasanya dari 1000 pikiran negatif yang benar itu hanya 1. Jika pun pikiran negatif terbukti, maka jadikan hal tersebut sebagai cara untuk belajar memperbaiki diri.
2. Yakin bahwa Anda memiliki kelebihan.
Agar menjadi orang yang semangat akan kesuksesan dan tidak mudah berputus asa, yakinlah bahwa Anda lebih hebat dari yang Anda duga. Anda harus lebih banyak memikirkan kelebihan Anda daripada kekurangan Anda. Biasanya orang yang rendah diri lebih sibuk memikirkan kekurangannya daripada kelebihannya. Bahkan kekurangan yang nilainya kecil dibuat agar kelihatan besar oleh orangyang rendah diri. Jika kita selalu berpikir tentang kelebihan daripada kekurangan kita, maka kita akan lebih percaya diri untuk sukses. Nah..bagaimana kalau kita tidak mengetahui kelebihan (potensi) diri kita sendiri? Tanyalah kepada orang yang dekat dengan Anda tentang apa kelebihan Anda. Atau inventariskan prestasi Anda di masa lalu. Setelah tahu, ingat-ingat dan gunakan untuk mempertebal rasa percaya diri Anda. Bahkan kelebihan yang tidak ada hubungannya dengan situasi yang tengah kita hadapi tetap dapat membuat kita lebih percaya diri dihadapan orang lain.
3. Paksa diri untuk terus berkarya
Agar kita bisa sukses, maka lawan rasa putus asa tersebut dengan terus bergerak (berusaha). Jangan pernah berhenti untuk bergerak, karena kahekat kehidupan ini adalah pergerakan. Orang yang tidak bergerak pada hakekatnya dia sudah mati. Itulah sebabnya Allah menyuruh kita untuk terus bergerak walau memaksa diri. “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui” (QS. 9 : 41). Orang yang berputus asa karena ia banyak diam atau bergerak tapi tanpa arah. Teruslah Ananda bergerak dengan arah yang jelas menuju cita-cita mulia. Niscaya rasa putus asa akan hilang dengan sendirirnya.
Untuk menjadi pribadi karismatik maka kita perlu mencontoh kepribadian Nabi Muhammad saw. Beliau dikenal sebagai pribadi yang memiliki kharisma, sehingga diamnya membuat segan dan bicaranya membuat kagum orang-orang di sekelilingnya. Beliau menjadi pribadi kharismatis karena menerapakan lima hal dalam dirinya, yaitu :
1. Keteladanan.
Beliau adalah pribadi yang satu kata dengan perbuatan, sehingga sejak remaja telah dikenal sebagai al amin (orang yang dapat dipercaya). Beliau selalu melakukan apa yang dikatakannya. Bandingkan dengan kebanyakan pemimpin sekarang yang mengatakan apa yang tidak diperbuatnya, sehingga saat ini kita mengalami krisis keteladanan.
Keteladanan adalah bergabungnya dua sifat mulia yaitu inisiatif dan integritas. Inisiatif berarti melakukan lebih dahulu sebelum orang lain melakukannya. Integritas berarti mentaati aturan dan berani berkata “tidak” terhadap bujukan untuk melanggar aturan. Seorangyang memiliki inisiatif tapi tidak memiliki integritas tidak bisa disebut teladan. Mungkin lebih tepat disebut sebagai provokator. Sebaliknya orang yang memiliki integritas tapi tidak memiliki inisiatif juga tidak bisa disebut sebagai teladan, tapi hanya pengikut yang baik.
2. Membuat “setoran”.
Rasulullah menjadi pribadi kharismatis karena beliau dikenal sebagai orang yang ringan tangan. Suka membantu orang lain tanpa pamrih. Beliau tidak pernah memegang uang banyak ditangannya karena selalu diinfakkan untuk orang lain. Beliau juga rajin membantu istrinya. Dengan tetangga beliau suka tersenyum dan menyapa lebih dulu. Suka membantu orang lain adalah “setoran” yang akan membuat orang lain simpati dan berhutang budi kepada kita, sehingga orang lain akan mendengar perkataan kita (kharismatis).
3. Memiliki kompetensi.
Orang yang memiliki kharisma juga adalah orang yang memiliki kompetensi (kecakapan) di bidang tertentu. Nabi Muhammad saw memiliki berbagai kompetensi, sehingga menjadi tempat bertanya bagi banyak orang. Beliau adalah ahli politik, ahli perang, ahli administrasi, ahli keuangan, ahli psikologi, dan konsultan keluarga yang piawai.
4. Komunikasi efektif.
Untuk menjadi pribadi kharismatis diperlukan juga kemampuan berkomunikasi efektif. Kemampuan untuk berbicara yang mudah dimengerti dan tidak menyinggung perasaan orang lain. Kemampuan memilih kata-kata yang menarik dan berkesan di hati para pendengar. Nabi Muhammad saw dikenal sebagai orang yang memiliki perkataan yang berbekas di hati orang yang mendengarnya (qoulan baligho).
5. Penampilan.
Penampilan juga penting bagi pribadi kharismatis. Penampilan yang rapi, bersih, dan sederhana adalah ciri penampilan pribadi NabiMuhammad saw. Beliau tidak memilih pakaian yang mewah, tapi beliau sangat peduli dengan kebersihan dan kerapihan.
semoga menjadi wacana baik bagi teman terbaik...:))
Allah SWT mempunyai tiga pilihan dalam menjodohkan manusia satu sama lain.
Pilihan pertama adalah cepat mendapatkan jodoh.
Pilihan kedua, lambat mendapatkan jodoh, tapi suatu ketika pasti mendapatkannya di dunia.
Pilihan ketiga adalah menunda mendapatkan jodoh sampai di akhirat kelak (di dunia kita tidak mendapatkan jodoh).
Apapun pilihan jodoh yang ditentukan Allah, maka hal itu adalah hal yang terbaik untuk kita. Allah SWT berfirman : “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. 2 : 216).
Lalu upaya apa yang perlu dilakukan agar kita segera mendapatkan jodoh? Beberapa upaya yang dapat dilakukan yaitu :
1. Memperbaiki diri.
Jika kita ingin mendapatkan jodoh yang sholih, maka kita harus menjadi orang yang sholihah juga. Itulah maksud Allah dalam firman-Nya : “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)” (QS. 24 : 26).
Memperbaiki diri disini pengertiannya ada dua, lahiriah dan batiniah. Secara lahiriah kita perlu menjadi orang yang bersih, rapi dan menjaga bau badan. Tidak perlu berdandan yang berlebihan (tidak Islami), tapi perlu kelihatan sebagai orang yang menarik. Sebagian orang yang ingin menikah sangat berharap mendapatkan jodoh yang sholih, tapi ia sendiri orang yang salah (tidak sholih). Ini ibarat pungguk merindukan bulan.
2. Tidak putus asa berdoa.
Jangan pernah berputus asa untuk berdoa. Doa yang baik untuk mendapatkan jodoh adalah doa yang terdapat dalam surah Al Furqon ayat 74 : “Ya Rob kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.
Agar doa lebih terkabul, perhatikan juga adab-adab berdoa dalam Islam. Jadi jangan berdoa menurut versi kita sendiri. Berdoalah menurut apa yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya kepada kita, niscaya doa kita akan lebih terkabul.
3. Ibadah sunnah diperbanyak.
Agar jodoh kita semakin cepat datang, kita juga perlu mendekati Allah dengan ekstra dekat. Caranya tidak hanya mengandalkan ibadah wajib, tapi juga dengan menambah ibadah-ibadah sunnah (nawafil), seperti sholat tahajjud, sholat dhuha, shaum, tilawah Al Qur’an, infaq, dan lain-lain. Lakukan ibadah sunnah ini secara rutin setiap hari agar iman kita bertambah dan do’a kita semakin dikabulkan Allah SWT.
4. Memiliki kriteria yang tidak muluk.
Mengapa jodoh sulit datang kepada kita? Salah satunya mungkin disebabkan karena kriteria jodoh kita terlalu muluk. Kita ingin jodoh yang mapan, ganteng/cantik, berpangkat, keturunan baik-baik dan beriman. Keinginan semacam itu sah-sah saja, tapi jika hal tersebut dijadikan syarat untuk jodoh kita maka kita telah mempersulit diri sendiri. Itulah sebabnya Rasulullah mengatakan jika kita tidak dapat memperoleh semuanya, maka pilihlah yang agamanya paling baik. Hal itu berarti mungkin saja jodoh kita orang yang miskin, tidak berpangkat, bukan keturunan orang baik, akan tetapi kita perlu menerimanya asalkan memiliki agama/akhlaq yang baik. Jangan kita menginginkan kesempurnaan dari orang lain, padahal diri kita tidak sempurna.
5. Memperluas pergaulan.
Cara yang lain agar cepat mendapatkan jodoh adalah memperluas pergaulan. Dengan pergaulan yang luas kita juga lebih banyak mendapatkan pilihan. Seringkali jodoh itu datang bukan dari perkenalan langsung, tapi dari kenalan teman kita. Bahkan dari kenalan dari kenalan teman kita. Itulah gunanya pergaulan yang luas. Ibarat seorang nelayan yang menebarkan jaringan yang luas untuk mendapatkan ikan yang lebih banyak.
6. Meminta tolong orang lain.
Cara lain agar cepat mendapatkan jodoh adalah meminta tolong kepada orang lain yang reputasinya baik. Orang tersebut bisa saja guru mengaji, murobbi, teman, orang tua, saudara, dan lain-lain. Jangan malu-malu untuk meminta bantuan kepada mereka dan jangan malu-malu juga untuk mengulangi permintaan kita secara rutin agar orang tersebut ingat bahwa kita meminta bantuan kepadanya.
7. Menyatakan hasrat secara langsung.
Bisa juga seorang wanita mendapatkan jodoh dengan cara menyatakan langsung kepada lelaki yang kita taksir bahwa kita siap menikah dengannya. Ini adalah cara yang masih asing dalam budaya Indonesia. Namun cara ini sebenarnya Islami, karena pernah dilakukan Khadijah ra kepada Nabi Muhammad saw. Khadijah ra yang lebih dahulu menyetkan hasratnya kepada Nabi melalui perantaranya. Menurut saya, cara ini perlu dimasyarakatkan di Indonesia, sehingga tidak ada lagi wanita yang malu-malu kucing, padahal hatinya sudah ingin sekali dilamar oleh lelaki yang diharapkannya.
Kehidupan adalah perjalanan yang penuh tantangan dan ujian. Kehidupan diciptakan Allah SWT untuk menguji siapa di antara kita yang paling baik amalnya. “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (QS. 67 : 2).
Jika kita memahami dan meyakini hakekat kehidupan yang berupa ujian, maka kita akan lapang dada ketika menerima cobaan.musibah dan siap mental untuk menerima tantangan kehidupan dari Allah SWT. Kita tidak akan mudah putus asa karena yakin Allah SWT tidak akan memberikan ujian yang melebihi kemampuan kita. “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. 2 : 286). Itulah sebabnya Allah menyebut orang yang putus asa sebagai orang yang kafir (ingkar), karena ia lupa dengan hakekat kehidupan yang berupa ujian ini. Juga lupa dengan berbagai nikmat yang lebih banyak diberikan Allah SWT daripada musibah/cobaan yang Allah berikan kepadanya.
“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir" (QS. 12 : 87).
Allah SWT juga mencela orang yang cepat berputus asa dengan firman-Nya, “Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan” (QS. 41 : 49).
“Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih” (QS 11 : 9).
Jadi jika Ananda memahami dan meyakini betul hakekat kehidupan ini Insya Allah tidak akan mudah putus asa dan selalu bersemangat menjalani kehidupan. Berikut ada beberapa saran agar Ananda Rere juga selalu termotivasi untuk sukses, yakni :
1. Selalu berpikir positif.
Biasanya perasaan rendah diri tidak akan sukses disebabkan adanya kekhawatiran sukses itu jauh dan sulit. Padahal kita sebenarnya sudah sukses sejak lahir. Untuk menjadi manusia, Anda harus mengalahkan 1 milyar lebih calon manusia lainnya ketika berbentuk sperma. Bukankah itu berarti kita sudah menjadi juara (sukses) sejak lahir? Jadi terus meneruslah berpikir positif bahwa kita pasti bisa sukses. Jangan masukkan pikiran negatif bahwa kita tidak akan sukses. Sebab biasanya dari 1000 pikiran negatif yang benar itu hanya 1. Jika pun pikiran negatif terbukti, maka jadikan hal tersebut sebagai cara untuk belajar memperbaiki diri.
2. Yakin bahwa Anda memiliki kelebihan.
Agar menjadi orang yang semangat akan kesuksesan dan tidak mudah berputus asa, yakinlah bahwa Anda lebih hebat dari yang Anda duga. Anda harus lebih banyak memikirkan kelebihan Anda daripada kekurangan Anda. Biasanya orang yang rendah diri lebih sibuk memikirkan kekurangannya daripada kelebihannya. Bahkan kekurangan yang nilainya kecil dibuat agar kelihatan besar oleh orangyang rendah diri. Jika kita selalu berpikir tentang kelebihan daripada kekurangan kita, maka kita akan lebih percaya diri untuk sukses. Nah..bagaimana kalau kita tidak mengetahui kelebihan (potensi) diri kita sendiri? Tanyalah kepada orang yang dekat dengan Anda tentang apa kelebihan Anda. Atau inventariskan prestasi Anda di masa lalu. Setelah tahu, ingat-ingat dan gunakan untuk mempertebal rasa percaya diri Anda. Bahkan kelebihan yang tidak ada hubungannya dengan situasi yang tengah kita hadapi tetap dapat membuat kita lebih percaya diri dihadapan orang lain.
3. Paksa diri untuk terus berkarya
Agar kita bisa sukses, maka lawan rasa putus asa tersebut dengan terus bergerak (berusaha). Jangan pernah berhenti untuk bergerak, karena kahekat kehidupan ini adalah pergerakan. Orang yang tidak bergerak pada hakekatnya dia sudah mati. Itulah sebabnya Allah menyuruh kita untuk terus bergerak walau memaksa diri. “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui” (QS. 9 : 41). Orang yang berputus asa karena ia banyak diam atau bergerak tapi tanpa arah. Teruslah Ananda bergerak dengan arah yang jelas menuju cita-cita mulia. Niscaya rasa putus asa akan hilang dengan sendirirnya.
Untuk menjadi pribadi karismatik maka kita perlu mencontoh kepribadian Nabi Muhammad saw. Beliau dikenal sebagai pribadi yang memiliki kharisma, sehingga diamnya membuat segan dan bicaranya membuat kagum orang-orang di sekelilingnya. Beliau menjadi pribadi kharismatis karena menerapakan lima hal dalam dirinya, yaitu :
1. Keteladanan.
Beliau adalah pribadi yang satu kata dengan perbuatan, sehingga sejak remaja telah dikenal sebagai al amin (orang yang dapat dipercaya). Beliau selalu melakukan apa yang dikatakannya. Bandingkan dengan kebanyakan pemimpin sekarang yang mengatakan apa yang tidak diperbuatnya, sehingga saat ini kita mengalami krisis keteladanan.
Keteladanan adalah bergabungnya dua sifat mulia yaitu inisiatif dan integritas. Inisiatif berarti melakukan lebih dahulu sebelum orang lain melakukannya. Integritas berarti mentaati aturan dan berani berkata “tidak” terhadap bujukan untuk melanggar aturan. Seorangyang memiliki inisiatif tapi tidak memiliki integritas tidak bisa disebut teladan. Mungkin lebih tepat disebut sebagai provokator. Sebaliknya orang yang memiliki integritas tapi tidak memiliki inisiatif juga tidak bisa disebut sebagai teladan, tapi hanya pengikut yang baik.
2. Membuat “setoran”.
Rasulullah menjadi pribadi kharismatis karena beliau dikenal sebagai orang yang ringan tangan. Suka membantu orang lain tanpa pamrih. Beliau tidak pernah memegang uang banyak ditangannya karena selalu diinfakkan untuk orang lain. Beliau juga rajin membantu istrinya. Dengan tetangga beliau suka tersenyum dan menyapa lebih dulu. Suka membantu orang lain adalah “setoran” yang akan membuat orang lain simpati dan berhutang budi kepada kita, sehingga orang lain akan mendengar perkataan kita (kharismatis).
3. Memiliki kompetensi.
Orang yang memiliki kharisma juga adalah orang yang memiliki kompetensi (kecakapan) di bidang tertentu. Nabi Muhammad saw memiliki berbagai kompetensi, sehingga menjadi tempat bertanya bagi banyak orang. Beliau adalah ahli politik, ahli perang, ahli administrasi, ahli keuangan, ahli psikologi, dan konsultan keluarga yang piawai.
4. Komunikasi efektif.
Untuk menjadi pribadi kharismatis diperlukan juga kemampuan berkomunikasi efektif. Kemampuan untuk berbicara yang mudah dimengerti dan tidak menyinggung perasaan orang lain. Kemampuan memilih kata-kata yang menarik dan berkesan di hati para pendengar. Nabi Muhammad saw dikenal sebagai orang yang memiliki perkataan yang berbekas di hati orang yang mendengarnya (qoulan baligho).
5. Penampilan.
Penampilan juga penting bagi pribadi kharismatis. Penampilan yang rapi, bersih, dan sederhana adalah ciri penampilan pribadi NabiMuhammad saw. Beliau tidak memilih pakaian yang mewah, tapi beliau sangat peduli dengan kebersihan dan kerapihan.
semoga menjadi wacana baik bagi teman terbaik...:))
Selasa, 19 Oktober 2010
setengah mati
Mengapa waktu
Tak pernah berpihak kepadaku
Apakah aku terlalu
Terlalu banyak berkelana
Mengapa kita
masih saja tak pernah bersatu
Selalu saja bertemu bertemu saat
Kau milik yang lain
Mungkin kau bukanlah jodohku
Bukan takdirku
Terus terang
Aku merindukanmu
Setengah mati merindu
Tiada henti merindukanmu
Masih hatiku untukmu
Aku tetap menunggumu
Mengapa waktu
Tak pernah berpihak kepadaku
Apakah aku terlalu
Terlalu banyak berkelana
Mungkin kau bukanlah jodohku
Atau bahkan bukan takdirku
Terus terang
Aku merindukanmu
Setengah mati merindu
Aku merindukanmu
Aku tetap menunggumu
Menuggumu
Menunggumu
Aku tetap menunggumu
Tak pernah berpihak kepadaku
Apakah aku terlalu
Terlalu banyak berkelana
Mengapa kita
masih saja tak pernah bersatu
Selalu saja bertemu bertemu saat
Kau milik yang lain
Mungkin kau bukanlah jodohku
Bukan takdirku
Terus terang
Aku merindukanmu
Setengah mati merindu
Tiada henti merindukanmu
Masih hatiku untukmu
Aku tetap menunggumu
Mengapa waktu
Tak pernah berpihak kepadaku
Apakah aku terlalu
Terlalu banyak berkelana
Mungkin kau bukanlah jodohku
Atau bahkan bukan takdirku
Terus terang
Aku merindukanmu
Setengah mati merindu
Aku merindukanmu
Aku tetap menunggumu
Menuggumu
Menunggumu
Aku tetap menunggumu
Senin, 18 Oktober 2010
Ketika kau sendiri
ada rasa takut yang mungkin menyelimuti,
kalut bertambah dalam kerasnya berkecamuk,
satu persatu menjadi beban di pundak
menyatu bak seonggok sakit lama
jenuh, jengah atas smua,
lepaskan jauhkan semua rasa itu
kan kau dapati kesejukan hati dalam diri
kalut bertambah dalam kerasnya berkecamuk,
satu persatu menjadi beban di pundak
menyatu bak seonggok sakit lama
jenuh, jengah atas smua,
lepaskan jauhkan semua rasa itu
kan kau dapati kesejukan hati dalam diri
Kamis, 14 Oktober 2010
CARA MENGKOMPROMIKAN FIRMAN ALLAH DALAM SURAT AL-AN'AM : 125
Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin ditanya : " Tentang bagaimana mengkompromikan antara firman Allah Ta'ala : "Maka barangsiapa dikehendaki Allah untuk menunjukkannya, Dia akan melapangkan dadanya kepada Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah untuk menyesatkannya, Dia akan menjadikan dadanya sempit lagi sesak, seolah-olah ia sedang naik ke langit" [Al-An'am : 125]
Dengan firman-Nya : "Maka barangsiapa yang ingin beriman, hendaklah ia beriman dan barangsiapa yang ingin kafir, biarlah ia kafir" [Al-Kahfi : 29]
Jawaban.
Mengkompromikan di antara kedua ayat itu adalah sebagai berikut ; Allah Ta'ala memberitahukan dalam sebagian ayat-Nya bahwa semua urusan ada dalam kekuasaan-Nya. Dan dalam sebagian ayat lainnya memberitahukan bahwa semua perkara itu kembali kepada mukallaf. Mengkompromikannya begini : setiap mukallaf memiliki kehendak, ikhtiar dan kemampuan. Sementara yang menciptakan kehendak, ikhtiar dan kemampuan tersebut adalah Allah Azza wa Jalla. Maka tidak mungkin seorang makhluk memiliki kehendak kecuali dengan kehendak Allah.
Allah Ta'ala berfirman tentang penjelasan kompromi ini.
"Artinya : Yaitu bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Rabb semesta alam" [At-Takwir : 28-29]
Akan tetapi kapan Allah berkehendak untuk menunjuki manusia atau menyesatkannya ? Inilah yang dimaksud oleh firmannya.
"Artinya : Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa. Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (jannah). Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup. Serta mendustakan pahala yang terbaik. Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar" [Al-Lail : 5-10]
Dan baca firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Maka tatkala mereka berpaling, Allah palingkan hati mereka dan Allah tidak menunjuki kaum yang fasik" [Ash-Shaf : 5]
Anda mendapati bahwa sebab sesatnya seorang hamba adalah karena dirinya sendiri. Dan Allah Ta'ala ketika itu menciptakan kehendak pada dirinya untuk berbuat buruk karena ia menghendaki keburukan. Adapun orang yang menghendaki kebaikan lalu berusaha dan berkeinginan kuat memperolehnya, maka Allah akan memudahkannya kepada kebaikan. Ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bercerita kepada sahabat-sahabatnya bahwa tidak ada seorangpun kecuali telah ditetapkan tempat duduknya di neraka, para sahabat bertanya : Apakah tidak sebaiknya kami menyerah kapada ketetapan itu dan kami tidak beramal ? Nabi menjawab : Jangan. Beramallah kalian, karena tiap-tiap orang dimudahkan sesuai penciptaannya. Nabipun lalu membaca ayat ini : "Dan adapun orang yang memberi dan bertakwa ..dst".
Ketahuilah wahai saudaraku, tidak mungkin terdapat pertentangan dalam kalamullah atau dalam hadits shahih selamanya. Maka apabila anda mendapati dua nash yang dhahirnya tampak bertentangan, perhatikanlah kembali. Niscaya perkaranya mejadi jelas bagi anda. Jika anda tidak mengetahuinya, anda wajib bertawaquf dan menyerahkan perkara itu kepada ahlinya. Dan Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu.
(sebelum)
________________________________________
Disalin kitab Al-Qadha' wal Qadar
edisi Indonesia Tanya Jawab Tentang Qadha dan Qadar
Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin'
terbitan Pustaka At-Tibyan, penterjemah Abu Idris
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin ditanya : " Tentang bagaimana mengkompromikan antara firman Allah Ta'ala : "Maka barangsiapa dikehendaki Allah untuk menunjukkannya, Dia akan melapangkan dadanya kepada Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah untuk menyesatkannya, Dia akan menjadikan dadanya sempit lagi sesak, seolah-olah ia sedang naik ke langit" [Al-An'am : 125]
Dengan firman-Nya : "Maka barangsiapa yang ingin beriman, hendaklah ia beriman dan barangsiapa yang ingin kafir, biarlah ia kafir" [Al-Kahfi : 29]
Jawaban.
Mengkompromikan di antara kedua ayat itu adalah sebagai berikut ; Allah Ta'ala memberitahukan dalam sebagian ayat-Nya bahwa semua urusan ada dalam kekuasaan-Nya. Dan dalam sebagian ayat lainnya memberitahukan bahwa semua perkara itu kembali kepada mukallaf. Mengkompromikannya begini : setiap mukallaf memiliki kehendak, ikhtiar dan kemampuan. Sementara yang menciptakan kehendak, ikhtiar dan kemampuan tersebut adalah Allah Azza wa Jalla. Maka tidak mungkin seorang makhluk memiliki kehendak kecuali dengan kehendak Allah.
Allah Ta'ala berfirman tentang penjelasan kompromi ini.
"Artinya : Yaitu bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Rabb semesta alam" [At-Takwir : 28-29]
Akan tetapi kapan Allah berkehendak untuk menunjuki manusia atau menyesatkannya ? Inilah yang dimaksud oleh firmannya.
"Artinya : Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa. Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (jannah). Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup. Serta mendustakan pahala yang terbaik. Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar" [Al-Lail : 5-10]
Dan baca firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Maka tatkala mereka berpaling, Allah palingkan hati mereka dan Allah tidak menunjuki kaum yang fasik" [Ash-Shaf : 5]
Anda mendapati bahwa sebab sesatnya seorang hamba adalah karena dirinya sendiri. Dan Allah Ta'ala ketika itu menciptakan kehendak pada dirinya untuk berbuat buruk karena ia menghendaki keburukan. Adapun orang yang menghendaki kebaikan lalu berusaha dan berkeinginan kuat memperolehnya, maka Allah akan memudahkannya kepada kebaikan. Ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bercerita kepada sahabat-sahabatnya bahwa tidak ada seorangpun kecuali telah ditetapkan tempat duduknya di neraka, para sahabat bertanya : Apakah tidak sebaiknya kami menyerah kapada ketetapan itu dan kami tidak beramal ? Nabi menjawab : Jangan. Beramallah kalian, karena tiap-tiap orang dimudahkan sesuai penciptaannya. Nabipun lalu membaca ayat ini : "Dan adapun orang yang memberi dan bertakwa ..dst".
Ketahuilah wahai saudaraku, tidak mungkin terdapat pertentangan dalam kalamullah atau dalam hadits shahih selamanya. Maka apabila anda mendapati dua nash yang dhahirnya tampak bertentangan, perhatikanlah kembali. Niscaya perkaranya mejadi jelas bagi anda. Jika anda tidak mengetahuinya, anda wajib bertawaquf dan menyerahkan perkara itu kepada ahlinya. Dan Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu.
(sebelum)
________________________________________
Disalin kitab Al-Qadha' wal Qadar
edisi Indonesia Tanya Jawab Tentang Qadha dan Qadar
Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin'
terbitan Pustaka At-Tibyan, penterjemah Abu Idris
Langganan:
Postingan (Atom)